aku merasa semuanya
berjalan terasa sangat cepat, hingga aku hampir lupa apa saja yang aku alami saat ini, memori kisah klasik yang selama ini hangat
tersimpan dalam hati, sedikit demi sedikit mulai meredup saat semuanya
kembali hancur dengan lisan dan sikap yang tidak dikehendaki oleh hati
terdalam.
Dalam
suatu hubungan pasti terdapat kenangan. kenangan pasti
terdapat kenangan indah dan kenangan pahit. Itulah hidup, semuanya
begitu berwarna jika kita mau menyikapinya dengan bijaksana dan dengan
hati lapang. Namun apa yang terjadi jika masalah datang dengan cara yang tak dapat dihindari, semuanya kembali
disakiti dan tersakiti.
Aku,
kamu, dia dan juga mereka mungkin pernah mengalami peristiwa yang
kualami, dan bisa saja itu sama. Maka aku ingin sekali berbagi peristiwa
dalam cerita pada kalian para pelaku peristiwa. Cerita bisu yang tak
pernah diketahui bagaimana akhirnya meski sudah berakhir, tidak tahu apa
artinya meski sudah merasakan dan tidak mengerti mengapa berjalan
seperti ini. Semua berlalu begitu saja, seperti berjalan dan mengalir
mengikuti air tanpa bisa menolak derasnya arus air meski telah berusaha
dengan cara apapun. Hati ini terjebak dalam derasnya laju air yang
menuju pada tebing yang curam, maka salah satu cara adalah berusaha
menghentikan semua dengan melompat dan menyelam meski susah payah harus
berenang melawan derasnya arus yang datang secara berlawanan, secepatnya
aku harus menepi atau aku akan mati dalam gelombang hati yang selalu
bergolak kencang dan memilukan.
Lagi-lagi
inilah hidup…..ternyata tak selalu sejalan dengan apa yang kita
inginkan. Seperti kisah yang entah harus bagaimana cara
mengungkapkannya, semua begitu rumit bagiku. Tapi ada kekuatan yang membuatku terus bertahan.. Semuanya tentang cinta,
cinta pada orang yang ku cinta, cinta pada orang tua yang kusayang,
cinta pada saudara yang ku kasihi dan cinta pada sahabat sangat sangat
peduli padaku. Hmmm……. aku selalu mencintainya……
Ditengah
malam sunyi, saat semua makhluk memejamkan matanya dan mengistirahatkan
anggota tubuhnya. Dengan sangat berat aku mulai membuka kelopak mataku
perlahan-lahan. Di
malam itu aku memikirkan banyak hal, mulai dari perbedaan sudut
pandang mengenai Islam, kembali pada masa lalu sampai membangun
hati yang tak pernah disangka dengan mencoba berkomitmen untuk menjalani
hubungan serius.
Beberapa
hari sebelum malam itu aku memang sudah mulai dekat. Aku memberanikan
untuk mencobanya meski hatiku ragu dan nurani terdalam mengatakan
“TIDAK”. Aku tak pernah bisa menolaknya dengan tegas. Detik jarum jam
dalam tiap menit kian berdetak, menitpun berubah menjadi hitungan jam,
lalu jam yang terus berputar dalam siang dan malam beralih menjadi hari.
Pada hari-hari itulah aku merasakan kepedulian dari seseorang, rasa
kasih dan kesenangan, namun semuanya hanya ku ungkapakan dengan sikap
dan lisan, lalu bagaimana dengan hatiku ?! terkadang hatiku memang
terbawa tapi tak jarang pula hatiku menolak semua itu. Aku terhimpit
dalam pergolakan batin yang aku sendiri tak dapat menyelesaikannya
dengan hati dan diriku. Aku munafik…aku fasik…
Beberapa
hari berselang, kami
tampak sangat dekat, namun semuanya tidak berjalan lama karena ternyata
aku merasakan nyaman dalam hati. aku tidak bisa menjalani hubungan dengan hati yang tenang, walaupun aku tahu bahwa aku menyayanginya.
Hatiku tak sejalan dengan ini dan itu. Aku
sudah banyak mengalami peristiwa pahit baik dalam pengalaman yang kudapat dari cerita orang lain mengenai dampak dari
tidak sejalannya pemahaman antara dua insan dalam satu atap,
karena tak mungkin terdapat dua cabang iman dalam satu rumah. Aku
takut….aku selalu mengkhawatirkan hal itu. Aku tidak mungkin berjalan
dengannya sementara banyak kasus yang sudah jelas terjadi dihadapanku,
apakah aku akan mengabaikan semua contoh kasus yang sudah dialami oleh
orang-orang terdahulu ? jika iya maka cintaku hanya berlandaskan hawa
nafsu yang selalu berbolak-balik dan menjerumuskan.
Dalam masalah dunia aku memang cocok dan sangat
nyaman tapi kalau sudah membahas masalah Islam kami agak sedikit
berbeda. Aku tahu perbedaan itu indah, perbedaan itu rahmat dari Allah
yang harus disyukuri dan dengan perbedaan itu pula kita bisa saling
melengkapi. Tapi aku tidak tahu mengapa aku tidak bisa….meski aku
menyayanginya tapi kalau dengan berlandaskan agama yang seperti demikian
aku tidak bisa. Aku hanya mencoba mengikuti kata hatiku yang paling
dalam, aku hanya bisa meminta dan memohon kepada Allah, dan mungkin ini
hasilnya. Meski kita berdua sudah berusaha tapi mungkin Allah punya
rencana lain yang lebih baik untuk kita berdua. Amin….
Semuanya
memang berawal dari cinta, kemudian dijalani dengan cinta dan aku juga
akan berusaha semampuku untuk menyelesaikannya dengan cinta. Tapi apakah
aku bisa menyelesaikannya dengan cinta ? karena aku hanya bisa
menyakiti bukan memberikan cinta yang berarti. Semoga perpisahan yang akan terjadi ini
karena Allah, mungkin Allah mempunyai wanita pilihan lain yang lebih
baik dari ku, begitu juga denganku. Amin…