Rabu, 06 November 2013

kemungkinan hanya mungkin

Kamu tahu? malam ini adalah hari dimana aku sudah jauh melangkah tanpa kamu disamping aku.
Melewati jalan asing, dan mengubah kebiasaan "kita"...
Rasa kecewa dan sepinya hati selalu mengajariku untuk terus berjalan dan mampu melewati apa yang ada di depan...
Mungkin kamu mengira aku menunggu, menunggu suatu kemungkinan dari saru harapan tapi mungkin itu hanyalah kemungkinan dan mungkin tidak terjadi...
Malam ini,
Kekacauan kepala dan hatiku menggumpal rasa jenuh tiba-tiba datang. Kejenuhan itu hadir disaat aku mengingat "harapan yang mungkin tidak akan pernah ada" mengingat kesalahan yang tak henti, sampai pada akhirnya membentuk sebuah ritme berulang. Ya, kekacauan ini semakin kurasakan muncul dengan teratur seperti rutinitas.
Satu kekacauan yang paling rajin mengaduk-aduk isi kepalaku; aku masih belum mengerti untuk apa kau dihadirkan dalam hidupku.
Kata mereka yang lebih dulu melihat dunia, semua yang terjadi adalah rangkaian peristiwa yang akan membawamu ke suatu tempat.
Apakah itu artinya kamu hanyalah batu pijak yang harus kujejak? Atau, justru kamulah sebuah pemberhentian di mana seharusnya aku meneguhkan hati? Jika benar, mengapa begitu banyak peristiwa yang sepakat kita namai dengan isyarat perpisahan?
Pertemuan terakhir kala itu masih menyisakan kesedihan yang mendalam dalam ingatanku.
Tubuhku seperti terlempar di udara. Mataku memerah darah tak sanggup menahan hasrat untuk mengibaskan kesedihan sejatinya.  Ingin sekali aku menenggelamkan diri sampai pada kolam terdalam dari  air mataku. Namun, aku tak lagi  menemukan kolamit u. Aku tetap kering.
Aku tak lagi mengenal apa itu tangis. Aku tak lagi ingin menunggangi hujan yang biasa membawa angan pada kenangan. Biarkan saja pertanyaan-pertanyaan itu menggenang di luap kelelahan hati sampai berkarat. Habis sudah hati yang membuatku mampu mengenalimu sekalipun dengan mata terpejam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar